ADAM
Perlu kuakui pertama kali mengenalmu tak ada sesuatu yang spesial
Tak pernah terbesit sekalipun
Aku memikirkanmu sampai sepayah ini
Bahkan awalnya kau tidak menarik perhatianku
Ya, karna selalu banyak wanita cantik di sekitarku
Namun kau berhasil mengambil hatiku
Dengan kesederhanaan mu
Dan mungkin bukan juga karna celotehan lucumu
Tapi karna dirimu
Yang selalu melihat diriku apa adanya
Memang perhatianku banyak tersita dengan lingkungan sekitarku
Tapi percayalah, hanya wajahmu yang selalu hadir
Dengan senyum polosmu itu
Dan kecerdasanmu berhasil mematahkan kata-kataku
Sorot mata ceria
Yang hampir selalu aku rindukan
Kadang aku berpikir bahwa tak adil bagimu
Jika aku terus saja memikirkanmu
Tanpa kau tahu
Padahal juga namamu yang selalu aku banggakan
Tanpa kau tahu
Kalimatmu selalu memberi arti penting
Bahkan sejak dini sudah kau katakan
"Jangan mencoba merayuku, aku malu pada Rabb ku"
Mungkin kaulah pengubah persepsi hidupku
Bahwa cinta bukan bagaimana tentang kau dan aku
Melainkan bagaimana dua dunia bisa menyatu di jalan Nya
Jujur saja, aku malu sendiri
Bahwa aku tak bisa mengatakan apa-apa tentang perasaan yang berkecamuk
Bahwa melihatmu adalah cermin dan tamparan ternikmat
Setiap rasa dan asa tentangmu
Kini menjadi candu yang belum berkesudahan
Bolehkah aku memohon pada Rabb ku ??
Hanya kaulah yang kuminta menjadi bidadariku
Tangan mungil yang akan menopang kegalauanku menjalani hidup
Nyanyian merdu pelepas gundah
Atau nasihat lama yang selalu benar
Maaf, sebenarnya bukan aku tidak mau menyapa
Hanya saja, aku tidak mau mengganggumu
Bermesraan dengan Rabb kita di malam-malam indah
Malam-malam penuh tangis haru
Yang mungkin saja terselip namaku di sana
Atau di hari-hari gelapmu
Ketika aku merasa kau akan mencariku
Tapi Rabb kita telah menunggumu merajuk
Aku bisa apa jika sudah begini
Biar Allah yang sampaikan kabarmu padaku
Biar Allah yang menghapus semua air matamu
Biar Allah yang membalut lukamu karna aku
Biar Allah yang menimangmu dan mengajari berkasih sayang
Biar Allah yang menjagamu sebaik Allah menjaga doaku untukmu
Biar Allah yang menuntunmu sampai pertemuan dua jalan
Sungguh engkaulah bidadari yang ku pinta hari ini
Sebuah pesan singkat yang paling kutunggu
Sebuah kisah yang paling kutunggu
Sebuah lelucon yang paling kutunggu
Sebuah hikayat cinta yang paling kutunggu
Beri aku waktu
Sedikit lagi
Agar dapat menjadi nahkoda terbaikmu
Yang tak pernah membiarkan kapalnya hancur oleh ombak ganas
Beri aku waktu
Sedikit lagi
Agar dapat menjadi sandaran terbaikmu
Yang tak pernah jeda membawamu pada jalan pulang yang benar
Beri aku waktu
Sedikit lagi
Agar Rabb kita mempertemukan kita
Dalam kisah milikNya yang sempurna
-Eswe-
Cappadocia, Central Anatolia, Turki
Tanda Tanya Cinta #Hawa
by
Unknown
HAWA
Perlu kuakui kaulah mungkin pangeran yang kucari
Percayalah mungkin hanya kau yang selalu ada dipikiranku saat ini
Maafkan aku Ya Allah...
Menyebut Asma Mu saja diri ini selalu terbayang wajahnya
Mari anggap saja ini aneh
Pertemuan yang jarang terjadi
Percakapan-percakapan satelit
Gambar dirimu dalam dunia maya
Gaya hidupmu yang selalu kau bagi pada ribuan orang
Membuatku jatuh hati
Mungkin
Kadangkala saat hati ini rapuh
Kau hadir dalam pesan-pesan singkat
Mengalir sejuta hikmah
Berdendang sejuta perumpamaan
Bagaimana seharusnya aku melewati hari-hari ku
Dan perlu kuakui, bahwa semua itu bukan karna kata-kata
Melainkan dirimu
Yang kini terlalu spesial di hari-hariku
Angan-angan datang silih berganti
Bagaimana bisa pikiran ini merangkai kisah terindah tentang kita
Setiap hari
Itu pun tak cukup
Aku harus tahu bagaimana kabarmu hari ini
Apa saja prestasi mu hari kemarin
Kebaikan-kebaikan apa yang telah kau perbuat
Demi meyakinkan hatiku
Bahwa kau adalah pilihan terbaik untuk menjadi pangeran terpilihku
Tapi kadang aku merasa aku hanyalah upik abu bagimu
Kadang merasa tak pantas
Juga kadang merasa malu tak punya kasta
Selayaknya pangeran
Dirimu selalu dikelilingi kemewahan dan kemapanan
Bahkan banyak sekali orang yang mendamba dirimu
Hebatnya dirimu membuatku mundur
Perlahan
Kini yang ku lakukan adalah kembali pada Tuhan
Allah yang tak pernah meninggalkanku
Yang selalu aku kesampingkan dengan angan-angan tentangmu
Tapi jangan pernah berpikir aku melupakanmu
Aku hanya mengubah caraku mencintaimu menjadi lebih baik
Cara yang menurutku adil untuk kita
Terutama untuk hatiku
Setidaknya kala Allah menentukan pangeran lain
Hatiku tak akan rusak
Karna semua ini adalah tentang kisah terindah Allah, bukan milikku
Berat memang untuk menerima segala batas
Yang mungkin kini akan semakin tinggi
Hingga tak ada percakapan lagi
Atau hingga tak terdengar kabar lagi
Biar Allah yang sampaikan kabarmu padaku
Biar Allah yang mengingatkanmu sholat
Biar Allah yang membimbingmu berbuat baik
Biar Allah yang mengucapkan selamat tidur dan selamat pagi
Biar Allah yang memberi semangat dalam hari-harimu
Biar Allah yang melayangkan kata-kata manis yang memanjakanmu
Karena yang aku bisa lakukan disini
Hanya duduk bersimpuh
Mendoakanmu dari jauh
Berharap Allah akan menjagamu sebaik Allah menjaga hatiku
Karena yang aku bisa lakukan disini
Hanya berusaha semampuku
Memperbaiki diri
Berharap Allah menilaiku pantas untukmu
Karena yang aku bisa lakukan disini
Hanya menangis tersedu
Menahan dalamnya rindu
Hingga terbiasa dengan keadaan baru ini
Hingga relalah sudah hati ini
Menerima semua ketetapan
Yang telah dituliskan di awal penciptaan
Karna aku hanya seorang hamba lusuh
Yang terus merajuk takut kehilangan Rabb nya
Terima kasih atas sepenggal kisah yang sudah terpatri
Maaf aku hanya bisa sampai di sini
Selebihnya terimalah cintaku dalam doa
Dan cintai aku pula dengan doa
-Eswe 22th-
Blue Mosque, Sultan Ahmet Mh., Torun Sk No. 19, 34400, Istanbul Turki
Perlu kuakui kaulah mungkin pangeran yang kucari
Percayalah mungkin hanya kau yang selalu ada dipikiranku saat ini
Maafkan aku Ya Allah...
Menyebut Asma Mu saja diri ini selalu terbayang wajahnya
Mari anggap saja ini aneh
Pertemuan yang jarang terjadi
Percakapan-percakapan satelit
Gambar dirimu dalam dunia maya
Gaya hidupmu yang selalu kau bagi pada ribuan orang
Membuatku jatuh hati
Mungkin
Kadangkala saat hati ini rapuh
Kau hadir dalam pesan-pesan singkat
Mengalir sejuta hikmah
Berdendang sejuta perumpamaan
Bagaimana seharusnya aku melewati hari-hari ku
Dan perlu kuakui, bahwa semua itu bukan karna kata-kata
Melainkan dirimu
Yang kini terlalu spesial di hari-hariku
Angan-angan datang silih berganti
Bagaimana bisa pikiran ini merangkai kisah terindah tentang kita
Setiap hari
Itu pun tak cukup
Aku harus tahu bagaimana kabarmu hari ini
Apa saja prestasi mu hari kemarin
Kebaikan-kebaikan apa yang telah kau perbuat
Demi meyakinkan hatiku
Bahwa kau adalah pilihan terbaik untuk menjadi pangeran terpilihku
Tapi kadang aku merasa aku hanyalah upik abu bagimu
Kadang merasa tak pantas
Juga kadang merasa malu tak punya kasta
Selayaknya pangeran
Dirimu selalu dikelilingi kemewahan dan kemapanan
Bahkan banyak sekali orang yang mendamba dirimu
Hebatnya dirimu membuatku mundur
Perlahan
Kini yang ku lakukan adalah kembali pada Tuhan
Allah yang tak pernah meninggalkanku
Yang selalu aku kesampingkan dengan angan-angan tentangmu
Tapi jangan pernah berpikir aku melupakanmu
Aku hanya mengubah caraku mencintaimu menjadi lebih baik
Cara yang menurutku adil untuk kita
Terutama untuk hatiku
Setidaknya kala Allah menentukan pangeran lain
Hatiku tak akan rusak
Karna semua ini adalah tentang kisah terindah Allah, bukan milikku
Berat memang untuk menerima segala batas
Yang mungkin kini akan semakin tinggi
Hingga tak ada percakapan lagi
Atau hingga tak terdengar kabar lagi
Biar Allah yang sampaikan kabarmu padaku
Biar Allah yang mengingatkanmu sholat
Biar Allah yang membimbingmu berbuat baik
Biar Allah yang mengucapkan selamat tidur dan selamat pagi
Biar Allah yang memberi semangat dalam hari-harimu
Biar Allah yang melayangkan kata-kata manis yang memanjakanmu
Karena yang aku bisa lakukan disini
Hanya duduk bersimpuh
Mendoakanmu dari jauh
Berharap Allah akan menjagamu sebaik Allah menjaga hatiku
Karena yang aku bisa lakukan disini
Hanya berusaha semampuku
Memperbaiki diri
Berharap Allah menilaiku pantas untukmu
Karena yang aku bisa lakukan disini
Hanya menangis tersedu
Menahan dalamnya rindu
Hingga terbiasa dengan keadaan baru ini
Hingga relalah sudah hati ini
Menerima semua ketetapan
Yang telah dituliskan di awal penciptaan
Karna aku hanya seorang hamba lusuh
Yang terus merajuk takut kehilangan Rabb nya
Terima kasih atas sepenggal kisah yang sudah terpatri
Maaf aku hanya bisa sampai di sini
Selebihnya terimalah cintaku dalam doa
Dan cintai aku pula dengan doa
-Eswe 22th-
Blue Mosque, Sultan Ahmet Mh., Torun Sk No. 19, 34400, Istanbul Turki
Senin, 18 Mei 2015
Serunya Makan Makanan Korea di Seoul Street (Tteokbokki, Jjajangmyeon, Gimbap, Ocha Korea)
by
Unknown
*Whatsapp*
Kamis, 7 May 2015
Eswe : "Besok makan teobokki yukkss"
Mimi : "Serius?"
Mimi : "Pedes"
Mimi : "Nnt lu tepar lagi deh"
Eswe : "Kagak.. Bener.. Gak pedes amat paling"
Eswe : "Dikit aja kalo pedes beneran mah"
Mimi : "Yaudh"
Mimi : "Bsok ya"
Jumat, 8 May 2015
Mimi : "Tay jadi apa engga?"
Eswe : "Jadi yukk"
Eswe : "Tp jgn lama2 besok gue berangkat pagi ke rmh voni"
Eswe : "Entar gue turun tosari"
Mimi : "Oke.."
Mimi : "Nnt lu turun tosari"
Mimi : "Iyak"
Mimi : "Dr tosari lu jalan ke arah sevel"
Mimi : "Lurus terus ampe lobi GI"
Eswe : "Trus lu jemput gue di sevel?"
Mimi : "Nnt w jemput d situ"
Mimi : "Engga"
Mimi : "Kejauhan tar lama lagi"
Eswe : "Lobi gi mananya sevel"
Mimi : "Nnt ampe GI kan"
Mimi : "Lurus terus tay"
Mimi : "Nnt w jemput d situ"
Eswe : "Lobi GI belakang itu kan? Sevel yg di dalem gg depan menara bca"
Mimi : "Iyak"
Mimi : "Jgn nyebrang dr sevel"
Mimi : "Lgsg lurus aja"
Begitulah percakapan kita di sore hari sebelum pulang kerja yang menjadi awal perhelatan seru hari ini. Hingga tibalah di Halte Busway Tosari waktu itu selepas Maghrib. Sambil berjalan kaki menuju tempat yang sudah diberi tahu Mimi tadi, gue mencoba menghubungi Mimi lagi via telpon. Entah kenapa kali ini, ketika menelpon Mimi, gue bisa denger suara dia dan dia gak bisa denger suara gue. Udah beberapa kali dicoba tetap aja sama. Akhirnya gue memutuskan untuk berkomunikasi via Whatsapp kembali....
Eswe : "Mi gue udh di seberang shinta lobby"
Eswe : "Mananya?"
Eswe : "Gue denger suara lu, tp kayaknya lu gak denger gue"
Eswe : "Gue denger suara lu, tp kayaknya lu gak denger gue"
Mimi : "G ada suara"
Mimi : "Tunggu"
Mimi : "D stu aja"
Eswe : "Bener di seberang shinta lobby?"
Mimi : "Jaraknya lmyn jauh"
Mimi : "Iya"
Eswe : "Oke"
Mimi : "I promise not until 10 minutes"
Eswe : "Just ahead"
Eswe : "Depan astrido kan yak"
Eswe : ":|"
Eswe : "Gue pake baju merah lagi ngejogrog di warung kaki lima"
Eswe : "Whatsapp aja mi.."
Mimi : "Oh"
Mimi : "Oke"
Eswe : "Masih lama?"
Mimi : "W dpn sl loung"
Mimi : "Lu ke perapatan deh"
Eswe : "Ah males.. Elu aja sini"
Eswe : "Td suruh nunggu sini"
Tunggu menunggu pun diakhiri dengan kedatangan Mimi dari sisi jalan yang gelap *udah kayak Voldemort aja*.
Jalanlah kita ke arah Grand Indonesia malam itu. Lumayan ramai, karna mungkin ini malam Sabtu dan besok adalah malam Minggu *apasih*. Tujuan awal adalah menuju Mushola GI di salah satu bagian gedung yang bisa dibilang membuat gue bingung gue ada dimana. Tapi FYI aja, musholanya super nyaman. Jadi waktu masuk GI, langsung turun eskalator ke lantai bawahnya dan deket area foodcourt atau apalah itu namanya. Ada pintu keluar, dan kita mesti keluar dulu. Jangan sampai salah pintu. Keluar lewat pintu yang ada papan petunjuk ke arah mushola dan kantin.
Sampai lah di depan pintu masuk mushola. Gue dapati banyak sekali jamaah yang baru saja selesai sholat magrib yang sedang memakai sepatu di dekat pintu masuk tempat penitipan barang mushola. Layaknya loket penitipan barang di banyak tempat, yang gue kasih ke mbak-mbak penjaga loket berjilbab itu adalah tas gue yang segede bagong. Tanpa berpikir apa-apa sebelum 5 detik berlalu dengan acara tatap tatapan sama mbak penjaga loket itu. Wajah mbaknya bingung, nyetrum dan membuat gue juga bingung dalam 5 detik terakhir. Apa gue sedang melakukan suatu lelucon dengan tas ini?? Dan mungkin entah berapa pasang mata di belakang gue mengamati tingkah gue yang kikuk itu.
"Alas kakinya mbak," mbak berjilbab penjaga loket itu memecah kebingungan 5 detik itu.
"Oh.. ya.. sepatu Mi.. copot.. hehehe" jawab gue tengsin mencoba 'sedikit' nge-blaming Mimi.
Sudah terima nomor penitipan kita cepat-cepat beranjak menuju mushola.
"Gue juga baru ini ke Mushola ini Tay" alibi yang dirasa sedikit keren untuk ukuran orang yang bekerja di Hotel Indonesia. Sedikit.
Selesai sholat Maghrib kami pun segera pergi ke ATM untuk menarik beberapa lembar lima puluh ribu rupiah asli tidak jauh dari food court. Setelah kami dapati beberapa lembar uang lima puluh ribu rupiah asli bertengger manis di dompet kami, segera kami menuju outlet masakan korea yang sudah membuat perut kami salah tingkah. Kami pun mendaratkan pesanan kami pada restaurant yang bernama "Seoul Street".
Karna udah penasaran dari lama banget seperti apa itu yang disebut "Tteokbokki Korea" kayak yang di drama-drama korea biasa disebut "Kue Beras Pedas". Karna penampakannya yang merah pedas, menggugah rasa penasaran yang amat sangat gadis yang tidak terlalu fanatik dengan drama korea ini. Tidak terlalu banyak menu yang tercantum dalam daftar menu. Namun semua yang tertera pada tulisannya, sepertinya familiar di otak gue. Kebanyakan adalah masakan populer di drama-drama korea seperti Jewel in The Palace, Princess Hours, Boys Before Flowers, Full House, dan lainnya. Maapin gue yakk gak banyak tau drama korea.
Kita berdua pun memesan 2 gelas Ocha Korea Dingin yang gue pikir kalo orang Indonesia bilangnya Es Teh Manis. Lalu menu utama Teobokki si Kue Beras Pedas itu. Kemudian Jjajangmyun si Mi Hitam dan Gimbap si Sushi Korea.
Entah apa yang ada di pikiran gue, gue berpikir akan menghabiskan semuanya dalam sekejap.. Hahhaa.. Berhasilkah??!! *evil laugh*
Menu pertama yang datang adalah tteobokki dan ocha korea. karna udah gak sabar, akhirnya gue langsung menggarap itu piring tteobokki buat difoto, bukan buat dimakan bukan... hahha *anak muda yang kekinian*
Pertama nyobain sausnya yang dibilang orang pedes, ternyata rasanya agak sedikit seperti taucho atau kuah asinan sayur. Pedasnya malah gak ada. Berasa sih bubuk cabenya. Tapi agak lebih ke rasa kedelai fermentasi dicampur rasa gurih dan sedikit manis. Cocok sih sama lidah Indonesia. Tapi kalo tampilannya pedes tapi ternyata menipu, masih tetep kurang sih menurut gue.
Dalam sajian sepiring tteokbokki terdapat kue beras pedas. Rasanya gak jauh beda sama cilok bandung yang setengah mateng. Padet, super kenyel, dan gak ada rasa sama sekali. Ada bihunnya juga. Tapi ini bukan bihun biasa. Entah terbuat dari apa, ini bihun super kenyel. Dan waktu gue makan ini bihun, kagak pake gue kunyah dulu. Langsung telen. *jangan bilang-bilang mimi* Kemudian ada sedikit irisan asinan wortel dan timun. Juga ada beberapa slice lembar seperti kembang tahu, tapi rasa bakso. Entah apa lah itu namanya. Juga ada seonggok telur ayam rebus bertengger sebagai icon lidah Indonesia... *ngarang*. Tak lupa dengan taburan biji wijen untuk mempercantik tampilan. Harganya kisaran Rp 36 ribuan. Gak tau persis karna billing dipegang sama Mimi.
Ocha Korea Dingin yang gue kira seperti Es Teh Manisnya Indonesia, ternyata salah besar. Pas serrruuppuuuuuuttt.... Yeaakkss.. Rasanya kayak air kopi pahit tapi bening gitu. Dingin, pahit, rasa kopi, bening. Lelucon macam apaa iniiii !!!!! aaaakkkkkkk.... >O<
Tteokbokki |
Pertama nyobain sausnya yang dibilang orang pedes, ternyata rasanya agak sedikit seperti taucho atau kuah asinan sayur. Pedasnya malah gak ada. Berasa sih bubuk cabenya. Tapi agak lebih ke rasa kedelai fermentasi dicampur rasa gurih dan sedikit manis. Cocok sih sama lidah Indonesia. Tapi kalo tampilannya pedes tapi ternyata menipu, masih tetep kurang sih menurut gue.
Dalam sajian sepiring tteokbokki terdapat kue beras pedas. Rasanya gak jauh beda sama cilok bandung yang setengah mateng. Padet, super kenyel, dan gak ada rasa sama sekali. Ada bihunnya juga. Tapi ini bukan bihun biasa. Entah terbuat dari apa, ini bihun super kenyel. Dan waktu gue makan ini bihun, kagak pake gue kunyah dulu. Langsung telen. *jangan bilang-bilang mimi* Kemudian ada sedikit irisan asinan wortel dan timun. Juga ada beberapa slice lembar seperti kembang tahu, tapi rasa bakso. Entah apa lah itu namanya. Juga ada seonggok telur ayam rebus bertengger sebagai icon lidah Indonesia... *ngarang*. Tak lupa dengan taburan biji wijen untuk mempercantik tampilan. Harganya kisaran Rp 36 ribuan. Gak tau persis karna billing dipegang sama Mimi.
Ocha Korea Dingin yang gue kira seperti Es Teh Manisnya Indonesia, ternyata salah besar. Pas serrruuppuuuuuuttt.... Yeaakkss.. Rasanya kayak air kopi pahit tapi bening gitu. Dingin, pahit, rasa kopi, bening. Lelucon macam apaa iniiii !!!!! aaaakkkkkkk.... >O<
Jjajangmyeon |
Menu kedua adalah pesanan si Mimi. Mie Jjajangmyeon atau Mi Hitam. Mie nya super kenyal, super tebal, dan ngenyangin yang pasti. Teksturnya kayak kalo kita bikin mie sendiri di rumah pake gilingan mie yang agak gede-gede *gue pernah berhasil membuat itu*. Kemudian disiram dengan saus kedelai hitam fermentasi. Kalo di film korea biasanya para ibu-ibu akan mengubur kendi-kendi besar berisi saus kedelai ini di dalam tanah di belakang rumahnya. Katanya semakin lama dikubur di dalem tanah, semakin lezat rasanya.
Dalam saus kedelai hitamnya ada potongan-potongan sayur sebesar dadu. Seperti, kentang, lobak, wortel, daging, dan unexplained things lainnya. Rasanya manis dan gurih. Tapi manis lebih mendominasi sehingga perut sudah terasa begah walaupun baru masuk beberapa suap saja. Tak lupa ada hiasan irisan mentimun dan taburan biji wijen diatasnya. Harga per porsi sekitar Rp 38 ribuan. Masih dibawah Rp 40 ribu lah.. Ketika mie dan saus kedelai hitam kita campur, yakkk apa yang ada dihadapan kini lebih mirip Mie Semur *ngarang banget sebutannya*.
Menu ketiga adalah Gimbap. Pesanan paling favorit dan paling enak sesuai ekspektasi. Si Sushi Korea ini punya tekstur dan rasa yang bikin nagih. Nasinya seperti nasi Jepang. Kalo dikunyah berasa makan ketan. Kenyal. Isi dari gulungan Gimbap ini adalah irisan mentimun, wortel, daun bawang, dan potongan daging sapi dan daging ayam. Dibalut nori dan tidak lupa ditaburi biji wijen *kenapa harus wijen? kenapa selalu dia?? kenapa??*
Cara makannya adalah gulungan Gimbap di cocol ke saus Gimbap nya. Rasanya gurih dan sedikit manis dari nasinya. Makan Gimbap ini paling menantang. Kenapa? Karna satu gulungan itu wajib masuk mulut semua. Jadi lah kita harus mangap yang lebar dan mulut susah mengunyah karna terlalu penuh dengan gulungan Gimbap nya.
Harga satu porsi Gimbap sama. Kisaran Rp 35 ribuan. Tapi yang paling gak bikin nyesel adalah pesen Gimbap karna ini makanan yang paling enak dari pesanan lainnya.
Namun kembali ke misi awal. Pesanan yang membuat penasaran di awal adalah tteokbokki. Maka dari itu saya berkonsisten untuk menghabiskan tteokbokki lebih dahulu. Sesuap, dua suap, dan nnggaaappp!! Pada akhirnya dengan sok kuat untuk menghabiskan semuanya, acara makan malam kali ini diperlambat dengan obrolan-obrolan yang kurang penting. Agar supaya makanan yang dipesan tetap habis walaupun lama.
"Perasaan waktu pesenan dateng tadi, gue bilang sedikit yak Mil. Tapi ternyata beberapa suap aja udah gak abis," kata gue sambil sering-sering narik napas biar space di lambung agak longgar walaupun sedikit. Dan gue masih berjuang sampe Tteokbokki pesenan gue habis.
Ngeliat si Mimi yang sedang mati-matian berjuang menghabiskan Jjajangmyeon nya bikin gue nahan ketawa. Karna beberapa kali dia bilang kalo dia lagi program diet dan space lambungnya sudah tidak sebesar sebelumnya. Teman durjana macam apa aku ini ??!!! Menghasut teman sendiri untuk gagal diet.. ahahhaha... Maap ya Mil... Tapi enak kan ?? Tapi gue salut sama lu Mil. Walaupun udah ngap, masih aja lu berniat beli Jjajangmyeon instant di Ranch Market.
Mari kita laknat saja makanan yang terlihat sedikit itu !!!
Setelah Tteokbokki ludes dimakan perut godzila yang mulai melemah, kini saatnya Mimi berkoar-koar minta dibantu menghabiskan Jjajangmyeon nya. Padahal Gimbap masih bertengger indah di piring serta melambai-lambai menggoda minta dimakan. "Yaudah mil, kalo gak abis gausah diabisin, udah ngap. Ini lagi berjuang biar muat buat ngabisin yang ini," kataku sambil nunjuk Gimbap yang super lezat itu. Nyyaaamm...
Setelah jeda mengobrol cukup untuk mengatur space perut godzila yang sedikit mengosong, gue pun melanjutkan peperangan ini untuk menyerbu piring Gimbap yang cantik itu. Lahap satu persatu. Ngap sih... Tapi mubadzir kalau ditinggalin gitu aja.. Untung Gimbap nya enak. Jadi rada semangat buat ngabisin gulungan demi gulungan.
Sampai pada gulungan terakhir daaannn.... Weeelllll ddoonneeee.... !!!! Alhamdulillah habis. Dan hanya menyisakan puing-puing naas hasil pemberontakan kita pada makan malam istimewa kali ini.
Dengan perasaan merdeka, kita pun akhirnya mengakhiri pertempuran ini. Pertempuran yang membuat kita bertambah gendut saja. Pertempuran yang membuat kita merasa bangga lahir sebagai pemenang dalam menaklukkan makanan lidah Korean ini.
Seluruh makanan yang kita makan hari ini berjumlah Rp 138.000,-. Untuk seporsi Tteokbokki, seporsi Jjajangmyeon, seporsi Gimbap, dan dua gelas Ocha Korea si kopi pahit bening itu. Yeaakkss...
Pulang pun kami terlunta-lunta karena perut naga dan perut godzila sudah terisi penuh. Alhamdulillah... Akhirnya udah gak penasaran lagi sama makanan korea ini. "Gimana? kapok gak makan begini lagi??" tanya Mimi. "Enggak sih tapi kalo disuruh beli lagi, gue lebih milih menu yang lainnya aja."
-Eswe 22th-
Seoul Street, Grand Indonesia, Jakarta
Saus Gimbap |
Gimbap |
Pose termanis |
Harga satu porsi Gimbap sama. Kisaran Rp 35 ribuan. Tapi yang paling gak bikin nyesel adalah pesen Gimbap karna ini makanan yang paling enak dari pesanan lainnya.
Namun kembali ke misi awal. Pesanan yang membuat penasaran di awal adalah tteokbokki. Maka dari itu saya berkonsisten untuk menghabiskan tteokbokki lebih dahulu. Sesuap, dua suap, dan nnggaaappp!! Pada akhirnya dengan sok kuat untuk menghabiskan semuanya, acara makan malam kali ini diperlambat dengan obrolan-obrolan yang kurang penting. Agar supaya makanan yang dipesan tetap habis walaupun lama.
"Perasaan waktu pesenan dateng tadi, gue bilang sedikit yak Mil. Tapi ternyata beberapa suap aja udah gak abis," kata gue sambil sering-sering narik napas biar space di lambung agak longgar walaupun sedikit. Dan gue masih berjuang sampe Tteokbokki pesenan gue habis.
Tampang yang mulai ngaaapp !! |
Mari kita laknat saja makanan yang terlihat sedikit itu !!!
Setelah Tteokbokki ludes dimakan perut godzila yang mulai melemah, kini saatnya Mimi berkoar-koar minta dibantu menghabiskan Jjajangmyeon nya. Padahal Gimbap masih bertengger indah di piring serta melambai-lambai menggoda minta dimakan. "Yaudah mil, kalo gak abis gausah diabisin, udah ngap. Ini lagi berjuang biar muat buat ngabisin yang ini," kataku sambil nunjuk Gimbap yang super lezat itu. Nyyaaamm...
Setelah jeda mengobrol cukup untuk mengatur space perut godzila yang sedikit mengosong, gue pun melanjutkan peperangan ini untuk menyerbu piring Gimbap yang cantik itu. Lahap satu persatu. Ngap sih... Tapi mubadzir kalau ditinggalin gitu aja.. Untung Gimbap nya enak. Jadi rada semangat buat ngabisin gulungan demi gulungan.
Sampai pada gulungan terakhir daaannn.... Weeelllll ddoonneeee.... !!!! Alhamdulillah habis. Dan hanya menyisakan puing-puing naas hasil pemberontakan kita pada makan malam istimewa kali ini.
Puing - puing cantik |
Dengan perasaan merdeka, kita pun akhirnya mengakhiri pertempuran ini. Pertempuran yang membuat kita bertambah gendut saja. Pertempuran yang membuat kita merasa bangga lahir sebagai pemenang dalam menaklukkan makanan lidah Korean ini.
Seluruh makanan yang kita makan hari ini berjumlah Rp 138.000,-. Untuk seporsi Tteokbokki, seporsi Jjajangmyeon, seporsi Gimbap, dan dua gelas Ocha Korea si kopi pahit bening itu. Yeaakkss...
Pulang pun kami terlunta-lunta karena perut naga dan perut godzila sudah terisi penuh. Alhamdulillah... Akhirnya udah gak penasaran lagi sama makanan korea ini. "Gimana? kapok gak makan begini lagi??" tanya Mimi. "Enggak sih tapi kalo disuruh beli lagi, gue lebih milih menu yang lainnya aja."
-Eswe 22th-
Seoul Street, Grand Indonesia, Jakarta
Senin, 11 Mei 2015
SURAT CINTA JAKARTA - MEKKAH
by
Unknown
Ia telusuri jalan cinta ini. Tanpa kompromi, lagi dan lagi. Jakarta, 2015. Bahkan ia lupa entah berapa lama cinta ini menjalar ke setiap sulur saraf. Siapa sangka segini mabuknya, ketika gadis Jakarta mendengar kata Mekkah. Air mata berjejalan di pelupuk, berkata dalam hati "labbaik allahuma labbaik... labbaika laa syarika laka labbaik..."
Masih belia, belum tua. Cintanya pedih sekaligus nikmat dirasa. Tapi apa daya, yang dimilikinya hanya harapan. Ia genggam erat, tak pernah melepasnya. Cinta yang dirasa hanya bayang-bayang. Gambaran bangunan kubus hitam dihadapannya sangat jelas, walau hanya dalam mimpi.
Kasihan sekali gadis ini. Lemah, memohon, dan merajuk. Tutur katanya tersumbat melahirkan irisan pedih dalam hati ketika lagi-lagi seseorang didekatnya pulang dari Ummul Qura. Ya, iri hati sekaligus senang saudaranya telah mendapat undangan agung bertamu ke rumah Mu Ya Allah.
Bukan air zam zam atau kurma, bukan pula buah tangan arab yang ia tunggu. Tapi sepenggal kisah yang sangat membuatnya bersemangat. Kisah yang melambungkan angan-angannya berada di tempat yang sama. Yang membuatnya bercucuran air mata tanpa sebab. Yang menjadikan lututnya lemas tak bertulang ketika gambaran jelas Ka'bah melintas dalam bayangnya.
Aduhaaii Allah... sesak tangis gadis ini sulit sekali tertahan. Pedihnya menyayat hati, namun nikmat dirasa.. Entah apa yang akan ia lakukan saat benar-benar berada di depan Ka'bah Mu itu. Ah... gadis ini terlalu malu untuk berada dekat dengan jejak Mu Ya Rabb.
Mungkin matanya akan membengkak sebab terlalu banyak menangis. Menangis karna malu terlalu banyak dosa. Malu karna hafalan Al Quran nya tak seberapa. Malu karna sedekahnya sangat sedikit. Malu karna hati masih kotor. Malu karna niat banyak bengkok. Malu Ya Allah, malu...
Pantaskah gadis ini berharap mendapat undangan agung dari Mu Ya Rabb...
-Eswe 22th-
Moevenpick, Jeddah Al Nawras, Saudi Arabia
Mungkin matanya akan membengkak sebab terlalu banyak menangis. Menangis karna malu terlalu banyak dosa. Malu karna hafalan Al Quran nya tak seberapa. Malu karna sedekahnya sangat sedikit. Malu karna hati masih kotor. Malu karna niat banyak bengkok. Malu Ya Allah, malu...
Pantaskah gadis ini berharap mendapat undangan agung dari Mu Ya Rabb...
-Eswe 22th-
Moevenpick, Jeddah Al Nawras, Saudi Arabia
Minggu, 03 Mei 2015
"Cuma Mau Bilang, Itu Retsletingnya Kebuka"
by
Unknown
Di suatu kesempatan lagi-lagi saya membiarkan telinga saya mendengarkan curahan hati seorang teman yang sedang komplain habis-habisan perkara masalah yang sedang ia hadapi. Karna entah kenapa, kebiasaan saya adalah senang sekali mendengar berbagai macam cerita dan keluhan dari orang sekitar saya, bahkan orang yang baru ketemu sekalipun.
Berawal ketika saya sedang berada dalam satu acara, karna sudah seringnya dia curhat ke saya, jadi sikap saya pun sudah seperti biasanya, mendengarkan. Kali ini saya melihat masalahnya sungguh pelik -sepertinya- sampai-sampai emosinya meletup-letup dan menghasilkan beberapa hewan di kebun binatang serta ejekan-ejekan yang menyakitkan hati. Walaupun sebenarnya ungkapan kotor itu bukan diperuntukkan ke saya, namun sebagai seorang pendengar saya pun terbiasa bisa memposisikan diri saya sebagai teman saya itu ataupun "terdakwa" yang sedang dicaci maki tanpa tahu sedang dicaci maki.
Insan-insan yang banyak kekurangan |
Banyak orang lupa ketika hendak pergi keluar rumah hal-hal kecil sering dia lupakan. Mematut-matut diri di depan cermin tetapi yang dia perhatikan hanya sekitar daerah wajah yang pada umumnya wajah adalah bagian yang paling sering diperhatikan orang lain. Persiapan berjam-jam ia lakoni hanya agar wajahnya tampak berseri ketika bertemu banyak orang di luar sana. Paling mentok ialah memperhatikan se necis apa pakaian yang hendak dipakainya keluar rumah. Paduan warna yang pas di badan atau model yang harus kekinian menjadi hal yang sangat penting.
Ketika teman saya itu tidak henti-hentinya menyalahkan apa yang diperbuat si "terdakwa" yang bisa saya lakukan hanya mendengarkan, lalu mendengarkan, dan tetap mendengarkan. Selain itu saya hanya bisa tersenyum. Karna tak ada jeda sedikitpun yang bisa saya sela untuk sekedar memberi komentar kecil atau ungkapan singkat.
Orang sangat suka didengar, karna hukumnya setiap orang sangat suka didengar, maka kita sering sekali lupa mendengarkan orang lain. Karna bisa jadi orang yang hobi mendengarkan seperti saya juga butuh didengar. Entah itu karna saya punya sebuah kisah atau sebuah nasihat. Intinya setiap orang butuh didengar. Ingat kan??!! Kesuksesan sebuah agen asuransi ialah setia mendengarkan keluhan nasabahnya. Kalau perkaranya anda sangat butuh didengar, maka kesimpulannya orang lain pun menginginkan hal yang sama. Jika anda terlalu sibuk bercerita, maka anda sedang tidak berinteraksi dengan orang lain, namun sedang bercerita dalam novel.
Tipsnya adalah lihatlah diri sendiri dulu sebelum mencaci atau mengomentari orang lain. Jika dirasa sudah hampir sempurna -karna tidak ada makhluk yang sempurna- maka silakan anda mencaci, menjelekkan, dan mengomentari orang lain. Tapi anda harus ingat bahwa sesungguhnya mencaci dan menjelekkan orang lain itu adalah ketidaksempurnaan makhluk yang bagi anda diri anda terasa sudah sangat patut dihargai sebagai hampir sempurna. Dalam hal mengomentari pun sama. Ketika mengomentari seseorang, berikanlah komentar yang membangun dan tidak memperolok "terdakwa". Tidak menjadikan "terdakwa" sebagai bahan guyonan orang-orang juga berikan nasihat positif untuknya barangkali dia sadar dan bisa berubah.
Pasti ada di dalam diri kita kekurangan-kekurangan walaupun hanya sekecil untaian benang yang menjulur di sudut baju. Jika kita tidak teliti dengan diri kita, benang yang menjulur tadi akan tetap berada di sudut baju kita sampai kita selesai berinteraksi dalam seharian ini. Kalau saja kita teliti dengan benang tadi, mungkin kita akan mengguntingnya agar pakaian kita terlihat sedikit rapi dari sebelumnya. Atau ketika kita tidak sadar dengan benang tersebut saat keluar rumah, bisa jadi teman kita yang teliti dengan penampilan kita akan memberitahu keberadaan benang tersebut dan seketika itu pula kita akan mengguntingnya. Dan kini penampilan kita jauh lebih menarik karna teman kita. Itulah pentingnya mendengarkan.
Setelah teman saya itu bercerita berjam-jam lamanya tanpa jeda, dan mungkin dia agak bingung melihat saya senyum-senyum saja sedari tadi kemudian ia bertanya, "Lo kenapa senyum-senyum mulu sihh... Orang temen lu lagi kesel juga... "
"Enggak kok. Cuma mau bilang, itu retsletingnya kebuka..."
Teman saya pun gelagapan salah tingkah.
-Eswe, 22 th-
Sedang menasihati diri sendiri di bawah Blarney Castle - Irlandia