Dear all para pembaca setia gue... Ini tulisan tentang apa yang menjadi perhatian dan sorotan mata gue akhir-akhir ini.
Cuma mau kasih bocoran sedikit. Akhir-akhir ini gue lagi rajin baca-baca novel ber-genre apa aja. Sebagai pengisi waktu luang pas di busway (selain tidur). Ya, emang gak dipungkiri juga supaya keliatan keren sebagai cewek cantik berkaca mata merah maroon dengan tas ransel merah maroon yang selalu bawa-bawa benda bacaan di tangannya. Hhahahaha.. Takabbur banget sih gue... Skip with this!!
Tujuan gue selanjutnya kenapa gue rajin banget baca novel, karna pengen beuuddhh (banget : 4l4y's language) punya novel karangan sendiri. Sebenernya agak dibilang telat juga sih. Dengan umur gue yang udah De U A Pe U El U Ha Te A Ha U En dan masih cantik ini, masih kalah jauh dibandingkan adek-adek kelas gue yang karyanya udah dipajang di toko buku gramedia. Oh, Gawd!! What a shame of me!!
Emang dari jaman Esde gue mahir dalam belajar karang mengarang. Suka banget nulis puisi di secarik kertas, atau di halaman belakang setiap buku tulis gue. Masih inget banget, waktu diminta ngisi orji (itu loh, biodata diri yang suka diminta sama temen sekelas waktu SD yang isinya makanan kesukaan, minuman kesukaan, idola, zodiak, moto hidup dan teman-temannya) gue malah nulis sepenggal cerita hidup tentang gue dan dia yang diperankan oleh nama lain yang gue karang supaya menyamarkan kalo itu Gue dan Dia dan sengaja gue bikin bersambung dengan niatan "jika sepuluh tahun yang akan datang kita bertemu kembali, aku akan berikan sepenggal cerita berikutnya supaya menjadi satu kesatuan cerita tentang KITA". Nah kan!! jaman Esde aja gue udah mikir begitu.
Trus, kertas demi kertas berisikan puisi karya gue yang sekarang entah kemana, hilang, dan ini membuat gue nyesel banget. Seandainya gue dulu punya buku diary atau berpikiran punya buku diary atau minimal gue kumpulin karya-karya gue, mungkin sekarang buku puisi gue udah bertengger manis di rak-rak toko buku gramedia.
Sampe waktu General Test buat kelulusan Esde, di lembar kertas buram yang harusnya buat coret-coretan itungan matematika, malah gua tulisin puisi panjang banget, inget banget judulnya Kapas Putih tentang detik-detik perpisahan sama temen-temen gue, tapi lupa isinya. Ya, karna gue waktu itu berfikir, kenapa bisa judulnya Kapas Putih ya? emang ada kapas lain selain putih? Dan selang beberapa meter keluar dari SMP 253 (lokasi General Test) gue ngeliat pohon kapuk trus gue unjukin temen gue dan dia bilang "Eh, ati-ati. biasanya kalo di pohon kapuk banyak genderuwonya tau!!" Gak nyambung sih ya,, tapi.. yasudahlah....
Nah, temen gue, Nurul, ngasih gue kado ultah ke 20 gue berupa Novel "Divergent". Dia ngebet banget pengen beliin gue Novel. Katanya sih dalam rangka, "menggelorakan semangat membaca anak muda". Dia pengen banget ngajak temen-temennya supaya rajin baca.
Sebelum ini sih gue baca beberapa novel. Tapi ya sekedar baca, tau cerita, selesai, udah. Gak ada passion sama sekali buat "baca judul yang lain lagi" atau "terusin baca yang seri lanjutannya" atau "baca di setiap ada waktu luang".
Dan semenjak "Divergent" hadir di hidup gue, gue mulai bisa merasakan menjadi salah satu dari tokoh di dalam novel. Dan gue mulai haus akan novel-novel apa yang bakalan gue baca setelah satu novel gue habisi. Ya, dan tentunya berbeda novel, berbeda pulalah karakter yang merasuk ke roh gue, yang membuat gue berpikiran atau sedikit bergaya layaknya tokoh di novel dalam dunia realita gue.
Dan semenjak itu, naluri lahiriah gue hadir kembali. Ya, menulis. Apapun. Karangan, puisi, dan berhubung gue udah punya leptop, semua karya gue, gue tulis di leptop. Seolah-olah leptop adalah buku diary gue. Gue memulainya dengan menuliskan kisah pribadi dan pengalaman gue. Dan harus benar-benar menggali ingatan di setiap selipan impuls-impuls otak gue untuk bisa sekedar mengingat detil kejadian yang mau gue tumpahkan ke dalam draft novel gue.
Novel pertama gue niatnya pengen gue bikin berseri. Dan ini memakan banyak waktu. Sampe hari ini masih berupa draft yang gue sendiri juga bingung kapan fokus untuk menghasilkan 5 lembar kisah dalam satu waktu. Masih terasa sulit buat gue yang super sibuk karna harus kerja Senin-Jumat dan kuliah di Sabtu-Minggu nya.
Novel kedua gue tentang hero-hero yang pernah hadir di hidup gue. Dan bakal gue bikin super mengharukan, karna gue sendiri sampe nangis juga kalo inget tentang hero-hero di hidup gue. Dan... ta daaa.. Yang menjadikan gue seperti ini, ya bukan lain dan bukan main adalah mereka. Tapi ini juga masih draft.
Novel ketiga gue agak fiksi sih. Dan ini hasil pertemuan gue dengan salah satu elf yang selalu hadir di setiap mimpi-mimpi gue. Selama ini setiap imajinasi gue datang dan pergi begitu aja. Padahal kalo gue tumpahkan dalam tulisan, pasti hargannya sebanding buat bikin rumah di pinggir pantai.
Mengenai elf, gue penasaran sama bukunya Tolkien. Dikatakan bahwa
ciri-ciri fisik mereka tinggi, langsing, berambut hitam dan rupawan. Dari beberapa pendapat, dikatakan juga keturunan elf dan manusia banyak
lahir namun tidak prnah diketahui keberadaannya, karna ras elf selalu
merahasiakan keberadaan mereka.
Gue jadi berfikir, apa gue keturunan darah campuran ya??
Atau, cowok-cowok yang gue taksir, mereka keturunan elf dan juga darah campuran?
Kesampingkan kondisi fisik orangtuanya. Bisa jadi saat dilahirkan, elf
menukar bayi asli dengan bayi mereka. Tapi gak sembarang orang yang dipercaya
merawat bayi mereka. Hanya keluarga baik-baik yang bisa dapet kesempatan itu. Karna
sifat asli elf cinta damai penuh kasih.
Kenapa gue berfikir gue keturunan elf? Dari kecil, gue suka banget ilmu
perbintangan. Dari nama-nama rasi bintang sampe ramalan bintang, gue suka
banget. Boleh ditanya ke mamak gue, apa cita-cita gue waktu kecil?
Astronot. Ya astronot. Sampe sekarang pun, walaupun gue lagi suka banget nulis, tapi kalo NASA udah ikrarin gue untuk berangkat ke Capella atau Aldebaran gue siap!! Tanpa berpikir lama-lama. Meskipun orang tua gue cuma ketawa geli denger gue bilang begitu. Tapi ada kemiripan di sini. Para elf juga identik dengan bintang atau sinar bintang. Kebetulan yang super sekalihh..
Pokoknya, pertemuan gue sama elf yang gue sebut Zega, dan persahabatan gue dengan darah campuran sama seperti gue yang gue sebut Eskas, kali ini gak bakalan gue sia-siain menguap ke udara begitu aja. Harus ada catatan sejarah penting dari karya Novel ketiga gue yang gue kasih judul "Super Elf" ini.
Dan biasanya gue juga suka menceritakan ini di akun facebook gue. Karna pas imajinasi briliant gue dateng, gue gak selalu di deket leptop gue. Jadi biar gak lupa, gue posting di status facebook gue pake Unicorn (handphone baru gue yang warnanya white gold mirip Unicorn, dan akan selalu gue sebut begitu).
Ya ampun, gue msh terkesima sama ras elf. Masih butuh banyak referensi buat Super Elf gue. Termasuk novel karya Tolkien itu.
Etapi bukan "Elf" nya SUJU juga yang lagi dibahas.. -____-"
Mmm... Sekian...
2 komentar:
Ciee ciee penggemarnya SuJu... XD
Sory sory sory naega naega naega naega pajeol pajeol pajeol...
Posting Komentar