Eswe dan teman-teman kantornya |
Sebuah pilihan mudah,
banyak orang tahu, tapi tetap saja terjerumus...
*Pilih Berdamai dengan Hati Sendiri atau
Berdamai dengan Hati Orang Lain ??*
Jika saya
menjadi anda, saya akan memilih Berdamai dengan Hati Orang Lain. Sebab apa,
hati ini selalu bisa dikompromi. Tapi itu salah - setidaknya salah menurut saya
pribadi. Ada hal yang membuat kita terkadang terlalu memikirkan orang lain.
Tapi sebaiknya hati sendiri jangan diabaikan.
Misalnya :
Ketika anda dihadapkan
dengan keadaan dimana orang lain membuat fokus anda tertuju padanya. Apa yang
ia minta dari anda akan anda penuhi. Dan apapun kesalahannya akan anda maafkan.
Ya, anda sedang jatuh cinta. Tapi ingat, pepatah lama lebih sering benar
"Cinta itu buta". Ya, kini anda jatuh cinta padanya. Hati anda selalu
memaklumi dan secara otomatis memiliki kadar kesabaran lebih tinggi dari
biasanya. Kata-katanya selalu benar dan tidak satu pun kesalahan yang tak
dimaafkan oleh hati anda.
Anda tahu apa yang sedang
anda lakukan? Betul sekali, anda lebih nyaman Berdamai dengan Hati Sendiri.
Hati anda selalu saja berkata, "tidak apa-apa. Barangkali ketika aku
memaafkannya dia akan berubah dan tidak mengulangi kesalahannya." atau
"tidak apa-apa. Barangkali dia sedang lalai atau lupa. Semoga saja
dengan aku memakluminya dia akan berubah dan tidak mengulangi kesalahannya."
dan tidak apa-apa lainnya...
Anda adalah manusia biasa
yang memiliki perasaan yang sama. Yang juga harus dimengerti oleh orang lain.
Bukan berarti saya mengajarkan anda sekalian untuk egois dan jauh dari sifat
pengertian. Bukan itu. Yang saya maksudkan di sini ialah kemampuan anda dalam
mengolah hati anda secara tegas dan benar lebih baik ketimbang anda
terus-terusan berkompromi dengan hal yang selalu saja menyakitkan hati.
Mungkin untuk sekali dua
kali anda dapat Berdamai dengan Hati Sendiri itu jauh diperlukan saat ini.
Namun, ketika hal itu malah membuat anda semakin terpuruk saja, tinggalkan.
Langkah yang anda butuhkan adalah menghormati hati anda dan Berdamai dengan
Hati Orang Lain. Katakan, "cukup. Jika kau terus menerus tidak tegas
terhadapku dan juga tidak mengerti posisiku saat ini, silakan cari orang lain.
Terimakasih"
*Pilih
Mencintai Diri Sendiri atau Mencintai Orang Lain ??*
Dalam
beberapa kasus, mencintai diri sendiri itu tidak baik karena tergolong egois,
individualis, dan bisa jadi takabur. Bukan itu yang akan saya bahas. Begitu pun
dengan mencintai orang lain. Dalam beberapa kasus, mencintai orang lain ialah
tindakan agung dan mulia. Tapi... tentu saja dengan cara yang benar. Ada saat
dimana porsi mencintai diri sendiri dengan mencintai orang lain itu seimbang,
50:50.
"Cintai sekelilingmu, maka alam semesta mencintaimu," begitu katanya.
Lantas, dengan kita sibuk
mencintai orang lain, apakah cinta untuk diri ini pantas untuk diabaikan??
Misalnya :
Ketika anda dihadapkan
dengan keadaan dimana bayangan dirinya selalu saja menari-nari di kepala anda.
Tidak sekalipun anda lupa mengulang kata-katanya. Setiap kejadian anda
kait-kaitkan dengannya. Apapun yang terjadi antara anda dengan doi adalah suatu
kebetulan yang apik. Lebih dari itu, bahkan anda telah berubah menjadi seorang
yang rajin membaca, membaca history chat dengannya. Apa yang doi suka, anda
juga menyukainya padahal dulu anda membenci hal itu.
Ya, anda sedang jatuh cinta. Tapi ingat, pepatah lama lebih sering benar "Cinta itu buta". Ya, kini anda jatuh cinta padanya.
Apakah anda termasuk orang
yang senang sekali memberikan hadiah pada doi, padahal bulan sebelumnya anda
mati-matian mengirit uang gaji anda agar bisa melunasi cicilan motor anda. Anda
merasa rejeki anda lebih lapang setelah bertemu dengannya. Atau anda termasuk
orang yang menjadi rajin mengkonsumsi informasi terkini agar anda jauh dari
kehabisan topik bahasan saat berbicara dengannya. Saya tebak anda juga sudah
sembuh dari penyakit lupa anda. Anda ingat betul kapan anda pertama kali kencan
dengannya di tanggal 25 Mei 2012 pukul 19.10 di salah satu mall di Jakarta, dan
anda ingat betul pakaian warna apa yang dikenakannya waktu itu, dan wangi
parfumnya hingga sekarang masih melekat kuat di pikiran anda. Dan lebih
parahnya lagi, anda kini berbakat jadi sekertaris pribadi doi. Anda selalu
tepat waktu mengingatkannya makan dan tidur, begitu pula saat bangun tidur.
Anda selalu tahu tugas kantor apa saja yang belum dikerjakan doi. Anda pun tahu
jadwal doi belanja bulanan atau jadwal doi bermain futsal bersama
teman-temannya. Dan saya beri anda selamat !! Anda berubah menjadi orang yang
mengagumkan !! Setidaknya kini anda bukan diri anda yang dulu lagi.
Dulu anda benci olahraga.
Kini anda mati-matian belajar taekwondo agar doi terpukau. Dulu anda selalu
hadir di setiap acara kumpul di kamar sahabat-sahabat anda dengan segelas sirup
jeruk, sepiring gorengan, dan semangkuk mie ayam. Anda akan tertawa
terbahak-bahak sampai menangis karna kelucuan sahabat anda. Kini sirup jeruk,
sepiring gorengan, dan semangkuk mie ayam itu telah berubah menjadi ayam goreng
KFC atau seloyang Pizza Hut serta Chocholate Milkshake. Tawa anda yang
terbahak-bahak itu kini berubah menjadi senyuman yang elegan. Dulu anda membeli
baju dan sepatu saat lebaran saja. Kini setiap akan kencan dengan doi, sehari
sebelumnya anda akan sibuk mematut-matut diri di depan kaca ruang ganti sebuah
department store. Betapa mengagumkan anda !! Perubahan anda sungguh pesat !!
Tapi sadarkah anda, dalam
diri anda ada rasa lelah yang tidak pernah anda sadari. Ya, lelah menjadi orang
lain. Karna apa? Karna anda sibuk memantaskan diri untuk si doi dan karna anda
takut doi akan meninggalkan anda hanya karna anda tidak bisa meninggalkan
kebiasaan lama anda yang menurut anda bukan tipe yang doi suka. Ada
keterpaksaan yang ditutup rapi dengan gengsi tinggi anda pada doi. Hormon anda
sungguh membantu anda berubah dengan baik walaupun dengan napas yang
tersengal-sengal.
Adakah cara lebih baik?
Ada. Jadilah diri sendiri. Cintai dirimu sendiri apa adanya. Anda tidak perlu
mengubah diri anda menjadi jetset untuk menarik perhatiannya. Setiap manusia
punya caranya masing-masing untuk bisa menemukan belahan jiwa, dan tanpa anda
tahu setiap pribadi sudah sepaket dengan kemampuan yang mengagumkan menarik
perhatian lawan jenisnya.
Bukan berarti jalan yang
sudah anda pilih sekarang ini salah anda jalani. Jalani selama anda mampu untuk
merangkainya menjadi kisah hidup paling indah yang anda pernah lakukan. Jalani
selama anda tidak merugikan orang lain. Jalani selama anda tidak menjadi gila
karenanya...
For the last...
Jalan mana yang anda pilih
???
-Eswe
22th-
Written
on the edge of Niagara Falls
0 komentar:
Posting Komentar