Assalamu'alaykum.....
Wadooohhhh... Judulnya horor... Yap, yang gue bayangin sebelum ikut Ruqiyah pun sama kayak kalian. Umumnya Ruqiyah yang ada di tipi-tipi itu gak jauh dari "kesurupan". Hiiiyyaaaaaakkkkkk...... Syeerreemm kaann sob. Ruqiyah di masyarakat luas, dikenal dengan ciri khasnya kemasukan jin yang tidak lain adalah jin yang telah bersemayam di dalam diri kita. Jangan salah loh sob. Lo pikir, badan lo itu isinya cuma roh lo doang sama nasi goreng pengkolan yang semalem lo makan???!! Eiitsss, bagi yang merasa bagian anggota tubuhnya bermasalah, berarti itu ada apa-apanya lohhh... Hihihiihi...
Hari Minggu ketiga di bulan Februari, gue udah janjian sama Nunuy, sohib gue, buat ikut Ruqiyah di rumah temen SD gue, Furqon. Beliau bersama kakak-kakaknya dipimpin oleh Ustad Sahal, kerap kali mengadakan praktek Ruqiyah masal, dan mengedukasi pasien Ruqiyah dengan pengetahuan pengobatan metode Ruqiyah juga praktek meRuqiyah diri sendiri. Ah, elaahh.. Gue ngomong ribet banget...
Nexxttt....
Hal yang melatarbelakangi pengalaman luar biasa hari itu adalah..... Jeeeennggg... jeeennnngg... jeeennnnggg... jeennnggg.... Yaapp, Nunuy sedang patah hati akut. *sad song* Berbagai cara alternatif untuk menghilangkan patah hati akutnya itu udah gue kasih ke dia, yang malah tambah galau sampe akhirnya keputusan akhir dari solusi patah hati akutnya adalah Ruqiyah. Inget kan sob, yang gue jelasin di awal. Kalo di bagian anggota tubuh kita bermasalah, berarti itu ada apa-apanya. Kali ini yang bermasalah kan hati dan pikiran. Karna susah tak cinta dan susah lupa. Ejjiieeeee.... *jadiin lagu dangdut juga nihh*
Janjian untuk ketemu di rumah gue yang nama gangnya udah horor banget, supaya gak telat ke acara itu yang katanya mulai jam 9 pagi. Udah jam 8.30 pagi. Belum juga ada chat Nunuy udah di mana. Gue masih asik main hula hop di depan TV, sampe tiba-tiba hape gue berdering. Nunuy telepon. "Gue udah di gang lu nih, tunggu yak". Badan gue yang sudah berkeringat hasil pembakaran lemak abis-abisan berkat program "back to 50" yang baru mulai dicanangkan, gue angin-anginkan di depan kipas angin yang kerjaannya geleng-geleng ke kanan dan ke kiri. *kayaknya gak penting dibahas*
Voila!!! Jam 8.50 gue berangkat ke rumah Furqon berjalan kaki dari Kemenyan tengah ke Kemenyan belakang. *duuhhh... horor banget gang gue*
Gue sempet rada ngeri sih, denger kata Ruqiyah, yang ada di kepala gue gak jauh dari Nyai dedemit atau yang lebih sangar adalah Buto Pohon Nangka kebon belakang. Secara tinggal di Ciganjur, yang jaman gue kecil dulu tiap rumah pasti punya kebon, tapi sekarang tuh kebon udah jadi cluster. Gue ngerinya apa?? Padahal gue nganter temen gue doang, ehh... malah-malah yang banyak jinnya badan gue lagi. Secara gitu, gue punya imajinasi yang kadang sulit diterima sama anak-anak sekelas di kampus gue (red: Group chat whatsapp "STIEAD AK 007.SE") *loph yu guysss.... tabok atu-atu*
Sampe di rumah Furqon, ada tenda yang memotong antara jalan aspal dengan jalan tikus. Sebenernya gue bisa lewat dari kedua arah jalan itu. Tapi kayaknya kedatangan gue kali ini rada salah ambil jalan. Karna tempat buat akhwat ada di teras yang dari arah kedatangan jalan tikus. Jadilah setelah gue ngisi daftar hadir, gue harus jalan melewati teras ikhwan, yang antara ikhwan dan narasumber itulah jalan buat akhwat lewat. Kan ngartis banget gue. Gue jalan cepet-cepet gak pake tengok-tengok, karena gue terlampau malu jadi pusat perhatian para ikhwan. Apalagi ikhwannya ganteng... *ehhhh...
Skiiippppp.....
Duduk lesehan di posisi belakang para akhwat yang sudah datang duluan, sembari meletakkan snack jajanan pasar beserta air mineral gelas yang diberikan gratis untuk para pasien Ruqiyah. Gue dan Nunuy duduk berjejer tepat dibelakang dua akhwat bercadar. "ternyata di sini ada yang bercadar juga yak," kata Nunuy. Meskipun nama gangnya serem, tapi masyarakatnya sangat sadar akan beribadah sesuai agamanya masing-masing. Toleransi yang tinggi dan terciptalah masyarakat madani. *omongan gue udah kayak buku pelajaran sosiologi*
Pas gue dateng, ceramah tengah berlangsung. Maap, gue lupa nama ustadnya. Tapi seperti ceramah-ceramah lain, selalu ada hal yang dipetik untuk dijadikan pembelajaran diri. Ustadnya juga membuka sesi tanya jawab, dan para pasien Ruqiyah pun tidak merasa bosan karena dibawakan dengan gaya yang ringan dan kekinian. Ceramah ditutup dengan pembacaan ayat Al Quran oleh ustad. Seluruh orang yang hadir hening. Gue pribadi hanya menunduk dan tidak melakukan gerakan yang mecolok. Ayat Al Quran udah dibacain keras dan lantang. Serasa manusia-manusia di sekitar gue terbujur kaku, menanti sesuatu yang datang dari entah mana arahnya yang bisa membuat para pasien meraung-raung seperti Ruqiyah di tipi-tipi. Gak ada gerakan. Gue masih chat ke grup yang selalu kece itu dengan mindik-mindik. Kemudian Nunuy bergerak. Garuk-garuk. Gue langsung kaku. Waduh... Nunuy mulai bereaksi nih... Sambil sedikit demi sedikit melirik kecil ke arah Nunuy. Berusaha ngecek apa Nunuy sudah benar-benar bereaksi apa belum. Gue pribadi pun langsung merinding dan mules. Bukan karna reaksi Ruqiyahnya, tapi lebih ke ngerinya. *masih sambil nyengir*
Ayat-ayat selesai dibacakan. kemudian mic diambil alih oleh Ustad Sahal. "Gimana? Bapak-bapak Ibu-ibu? Sudah ada yang merasa pusing atau mual-mual? Mari kita mulai Ruqiyah ini. Saya akan ajarkan bagaimana kita meRuqiyah diri kita sendiri. Nanti semua yang di sini bisa ikuti instruksi saya." Laaahhh... Ayat panjang banget tadi yang dibacain bukan lagi di Ruqiyah yakk... Gue mungkin gagal paham tadi. Ternyata Ruqiyah belom mulai ahhahakk... Yang tadi pemanasan aja.
"Ruqiyah itu gak semua reaksinya lewat muntah atau kesurupan. Bisa lewat air kencing, tahak, atau yang gak berasa apa-apa juga berarti Ruqiyahnya berhasil. Bukan berarti gak kesurupan itu gak berhasil. Bukan. Tapi yang berhasil itu sampai selesai ayat Ruqiyah dibacakan, jin-jin jahat yang ada di dalam tubuh mau bertobat dan keluar dari badan kita yang biasanya bikin penyakit."
Syarat awal untuk melakukan Ruqiyah pribadi adalah melepaskan segala perkara, mengikhlaskan segala perbuatan, memaafkan segala kesalahan, menghilangkan sifat sombong, dan bertobat menggantungkan segalaNya hanya kepada Allah. Kemudian kami semua dituntun untuk melakukan Ruqiyah pribadi dengan membaca beberapa Surah sambil mengadahkan tangan, yaitu :
Dua wanita bercadar di depan gue |
"Ruqiyah itu gak semua reaksinya lewat muntah atau kesurupan. Bisa lewat air kencing, tahak, atau yang gak berasa apa-apa juga berarti Ruqiyahnya berhasil. Bukan berarti gak kesurupan itu gak berhasil. Bukan. Tapi yang berhasil itu sampai selesai ayat Ruqiyah dibacakan, jin-jin jahat yang ada di dalam tubuh mau bertobat dan keluar dari badan kita yang biasanya bikin penyakit."
Syarat awal untuk melakukan Ruqiyah pribadi adalah melepaskan segala perkara, mengikhlaskan segala perbuatan, memaafkan segala kesalahan, menghilangkan sifat sombong, dan bertobat menggantungkan segalaNya hanya kepada Allah. Kemudian kami semua dituntun untuk melakukan Ruqiyah pribadi dengan membaca beberapa Surah sambil mengadahkan tangan, yaitu :
- Al Fatihah
- Ayat Kursi
- Al Zalzalah (ayat kedua diulang sampai 7 kali, kira-kira)
- Al Kafirun
- Al Ikhlas
- Al Falaq
- An Naas
Tiap abis baca satu Surah, kita tiupkan sebanyak tiga kali di telapak tangan kita yang kita tengadahkan. Setelah selesai Surah dibacakan dan meniupkan angin tiga kali, kita usapkan tangan ke seluruh bagian tubuh, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sambil niatkan kepada Allah meminta ridho-Nya agar dikeluarkan seluruh jin yang ada di dalam tubuh. Serta kita disuruh mengajak jin yang ada dalam diri untuk keluar secara lantang dan tekad yang kuat.
Gue udah nyoba seperti yang diinstruksikan secara total. Tapi gue gak bereaksi apa-apa. Gue tengok Nunuy, juga gak ada reaksi apa-apa. Jangankan bereaksi, mual atau pusing aja enggak. Namun, beberapa ibu-ibu di sekitar gue udah mulai muntah-muntah di plastik item yang disediakan. Di belakang dan di samping gue udah hoakk hooeekk. Untung gue orangnya gak jijik an. Jadi denger orang hoakk hoeekk gue gak kesetrum. Gue rasa, kalaupun gue muntah, itu karna bau plastik itemnya yang menyengat sangat. Kalian tau laahh.. baunya kayak apa.
"Kita kok gak bereaksi apa-apa?" kata gue bisik-bisik ke Nunuy.
"Lagian kan gue patah hati, Wul. Bukan kemasukan jin," gue menelan ludah. Menyadari bahwa solusi patah hati akut jatuh pada pengobatan Ruqiyah adalah tidak sepenuhnya tepat. Seenggaknya karna buktinya, jin dalem diri kita bener-bener gak reaksi apa-apa.
"Yang mau muntah, muntahin semua. Jangan ditahan-tahan. Bagian tubuh yang mulai berasa sakit atau sesek, atau nyeri diusap-usap muter trus diarahin ke mulut. Biar jin nya semua keluar dari mulut," begitulah kata Ustad.
"Nah, untuk yang belom reaksi apa-apa, kita coba metode Ruqiyah yang kedua, yaitu dengan mediasi air minum. Tadi air putih gelas yang dibagiin dibuka tutupnya. Trus celupin jari kita sedikit kena air. Trus kita bacain Surah. Abis itu tiup tiga kali kayak sebelumnya yak Pak Bu. Nanti setelah ditiup diminum. Tapi minumnya kayak minum air panas gitu. Diseruput yak.. Yukk kita coba mulai, dengan niatan minta bantuan sama Allah supaya disembuhkan"
Surah yang tadi dibaca, dibaca kembali sambil mulut didekatkan ke arah air putih. Baru beberapa seruput, terdengar di teras ikhwan ada yang meraung-raung dan muntah-muntah hebat. Ibu-ibu yang tadi gak muntah, sekarang ikutan muntah. Yang tadi udah muntah, malah tambah parah muntahnya. Kecuali gue, Nunuy, dan dua orang bercadar di depan gue. Sontak, denger orang meraung-raung pikiran gue ada orang kesurupan aja. Dibanding pengen muntah, gue lebih ke horor sih. Kalo sama jinnya gue mah gak takut. Tapi kalo udah ngerasukin manusia, jin yang tadinya gak bisa nyakar, jadi jago nyakar-nyakar. Kan jadi thriller gitu.. Dan gue pun masih nyeruput itu air doa sambil waspada ngeri. Kal-kali aja gitu, ibu-ibu dibelakang gue kesurupan dan menerkam gue tiba-tiba dari belakang. Aaaaakkkkkkkkkk..... girap-girap gue...
"Dimuntahin aja Pak, jangan ditahan. Sambil diusap-usap mana yang sakit atau berasa gak enak. Arahin ke mulut, biar dimuntahin sekalian," kata Ustad Sahal. "Coba sambil ditepuk-tepuk belakang lehernya juga. Sambil dalem hatinya bilang. Ayok jin, keluar. Keluar sekarang. Ayok hei kamu jin, keluar sekarang. Bertobatlah kepada Allah, ayok semua keluar. Hoohhhh.... hoohhh... hoohhh..."
Seketika para pasien muntah berjamaah. Dan gue???? cuma clingak-clinguk sama apa yang terjadi dengan mereka. Begitu pun Nunuy.
"Yang ketiga, kita coba cara meRuqiyah orang lain ya Pak Bu. Kita sepasang-sepasang. Berdua-berdua sama sebelahnya. Bacain ayat-ayat yang tadi kita baca, sambil usap seluruh badan kawannya."
Gue berpasangan tentunya sama Nunuy. Namanya lulusan SEBI, bacaannya fasih kayak Ustadzah gitu. "Nuy, sekalian pijetin enak nih Nuy," kata gue sambil senyum-senyum. Eh, beneran gue dipijetin Nunuy. Enak sih. Tapi disini kan peran gue sebagai yang nganterin. Masa minta pijet sama yang dianterin. Hhahahahakkk... Menang banyaaaakkkk... Karna gue anaknya gak enakan, jadi gue udahan aja minta pijetnya. Kembali dengan metode usap-usap. Nunuy pun membaca Surah-surah itu sambil mengusap-usap badan gue, terutama punggung. Jiiiiiirrrrr..... maaammaaakkeeee..... Dia adalah bocah yang dengan leluasanya semena-mena ngeraba-raba badan gue. Eeeiiittsss... Bukan raba-raba yang "he'em". Raba-raba biasa kok. Tapi karna gue anaknya paling gak bisa dipegang-pegang apalagi mesti dalam beberapa menit sampe semua surah selesai dibaca, jadi gue anggap ini adalah pegang-pegang yang udah overlimit banget... Hiisshhh.... -___-"
Kini gantian gue yang mesti meRuqiyah Nunuy. Itu artinya gue harus balik ngusap-usap dia. Ya Allah, tolong Baim Ya Allah... Gue pun risih megang-megang orang. Maka dari itu, bacaan surah gue percepat ahahahhaaaakkkk........ XD
"Biasanya, jin dalam tubuh kita itu ada 3 jenisnya. Pertama, yang emang nempel karna perbuatan kita sendiri. Hati-hati nih Pak Bu. Siapa yang kalo, maap, buka pakaian gak Bismillah. Siapa yang kalo masuk kamar mandi gak Bismillah. Siapa yang buang air panas gak Bismillah. Pokoknya semua yang kita lakukan tanpa Bismillah. Itu, biasanya jin demen Pak Bu sama yang begitu. Kalo Bapak Ibu telanjang tanpa diawali Bismillah. Jin liat itu aurat kita. Nah, kalo udah berkali-kali liat, apa gak demen Pak Bu.
Trus, ada lagi nih cerita. Anak kecil umur 5 tahun lempar remot. Lempar remot Pak Bu. Namanya anak kecil ngerti apa sih. Lempar asal lempar aja. Tapi jinnya marah. Pas jin nya ditanya, dia marah karna anak itu ngelempar remot trus kena kaki dia ampe patah Pak Bu. Bisa gitu yaa... Makanya, pentingnya awali semua dengan Bismillah," gue mendengarkan ceramah dengan seksama.
"Yang kedua, jin turunan atau Jin Nasab. Eh, nih disini ada gak nih yang bapaknya, ibunya, atau kakeknya gitu yang sakti. Yang punya jimat-jimatan. Kebal gitu, banyak pegangannya. Ada gak Pak Bu? Nah, itu bisa jadi jin turunan dari leluhur kita. Yang punya jin mah udah meninggal. Jinnya nurun terus ke anak cucu. Jangan ya Bu, nauzubillah min zalik...Selain syirik, itu banyak mudharatnya Pak Bu..." lanjut Ustadz.
"Coba yuk, kakinya pada selonjor semua. Kita baca Al Fatihah bareng-bareng," ajak ustad dan diikuti oleh semua peserta. Selesai membaca kita disuruh ngeliat kaki kita dan membandingkan mana yang lebih gede. Sumpah, kaki gue dua-duanya kecil. Iyalahh, kan gue pendek.
"Yang lebih gede sebelah kanan mana tunjuk tangan," beberapa ibu tunjuk tangan. "Yang lebih gede sebelah kiri?" sepertinya di teras ikhwan ada yang tunjuk tangan.
"Kalo sebelah kanan biasanya turunan dari bapak, kakek, trus keatas. Siapa yang sakti Bu? Bapaknya apa kakeknya ada yang sakti?" tanya Ustadz ke Ibu yang tadi tunjuk tangan.
"Ada bapak saya ustad," jawab Ibu itu.
"Sakti apa Bu kalo boleh tau?"
"Bisa ngilang bapak saya," jawab Ibu itu lagi sedikit senyum bangga karna bapaknya hebat setara Bang Pitung.
"Nah, kalo yang lebih gede kiri biasanya itu jin turunan dari Ibu, Nenek, sampe keatas keatas terus gitu Pak. Jangan ya Pak Bu. Jangan mau diwarisin jin sama leluhur kita. Makanya itu disuruh pergi itu jin dengan Ruqiyah," Ustadz masih menjelaskan panjang lebar dan gue masih mengamati kaki gue yang.... ah sudahlah.....
"Terus yang ketiga, adalah jin 'ain. Nih, hati-hati terutama buat para ibu-ibu. Sering kan bu, kita kalo ngeliat anak kecil apalagi anak kecilnya itu cakep. Pasti kita langsung bilang 'iiihhh... dedeknya lucu banget... iihh.. cakep ya..' dan lain-lainnya. Hati-hati bu, anak itu ada yang bisa langsung sakit, langsung panas gitu pas dipuji-puji begitu. Nah, kalo yang langsung sakit tuh anak kena 'ain namanya. Hati-hati nih buat para ibu, bapak juga. Jangan memuji-muji orang berlebih-lebihan."
Pantes aja gue orangnya suka risih kalo dipuji. Soalnya kalo gue dipuji kan gue jadi geer, padahal mah tuh orang juga cuma muji basa-basi. Fake ahh....
Sesi terakhir adalah pengumpulan benda-benda klenik seperti jimat atau mustika. Dan herannya, diantara pasien Ruqiyah ada aja yang beneran bawa tuh jimat. Ibu-ibu sebelah kanan gue yang tadi muntah-muntah hebat, tiba-tiba ngasih jimatnya ke ustadz buat dimusnahin. Katanya itu jimat buat pegangan biar gak dipelet orang. Alkisah, ibu itu dulu ada yang suka sama dia dengan cara hampir di pelet. Jadi ibu itu pegang tuh jimat supaya ilmu peletnya mental gak ngenain dia. Bujuuuggg... pikir gue... Primadona bener nih ibu. Sampe jimat anti pelet loh yang dipegang. Padahal rata-rata cewek malah biasanya yang melet. *pada ngeliatin gue* Ehh.. ehh... bukan gue juga maksudnya.... Sampe gue liatin tuh ibu sambil mencari tahu, apa kira-kira latar belakang orang mau pelet ibu satu ini.. hhmmm...
Di teras ikhwan ada yang menyerahkan minyak pelet dikemas dalam botol kecil. Damn... -__-" sebenernya gue idup di dunia apa siiikkkkk....... Walaupun gue gak bisa liat tampang ikhwannya yang punya tuh minyak pelet, tapi dalem pikiran gue udah nebak. Pasti si bapak jelek, makanya minder, makanya pake minyak pelet. Tertera di sekeliling botol tertulis cara pemakaiannnya. Heettt... kenapa gak sekalian cantumin expired date sama logo halal Pak. Bukannya sekarang kita mesti konsumsi yang halal-halal aja. Itu restoran yang belom punya cap halal aja dilarang sama MUI buat dikonsumsi umat muslim. Nah Bapak, apa apaan pake minyak pelet gak ada logo halal... Heeettt... sabet jugak nih... Gue aja jelek gak sampe gitu-gitu amat dahh Pakk...
Ada satu jimat lagi yang gue apa banget sama benda ini. Yaak... Kertas doa. Biasanya diselipin dompet. Katanya biar rejekinya aluss trus dijaga dari bahaya. Nah, sekarang gue tanya. Yang bahaya siapa? Elu sendiri kan?? Udah bahaya jiwa lu. Benda kayak gitu bisa bikin dompet lu tebel gituh????!!! Hell to the oowwww... Helloooowwwww!!!! Kalo emang begitu cara kerjanya, udah dari lama negara kita sejahtera Bung!! Utang negara kita yang trilyunan itu udah kelar gak ada sisa. Orang-orang gak ada yang kredit bank. Anak kosan gak ada lagi yang sengsara di tanggal tua. Bahkan gak ada lagi orang-orang yang buka usaha, karna hanya tinggal membeli kertas doa, masalah ekonomi di dunia kelaaarrr!!!! Trus kertas doa lu percaya bakal jagain lu. Padahal gue yakin 1000% lu gak pernah baca tulisan di kertas itu kan. Bahkan gak bisa!!! Miris... Yang jaga kita itu Allah semata Yang Maha Menjaga. Teruusss, dengan lo pegang tuh kertas doa, lo bakalan kebal gitu dari mahabarata... eehh... marabahaya???!!! Nih, gue tantangin lo yak, tabrakin diri lo ke kereta commuterline Jakarta-Bogor. Kalo lo idup tanpa cacat sedikitpun, gue beli tuh kertas doa sepuluh!!! Yang ada ada aja sihh manusia... hheeeettttt.... *kenapa juga gue sewot??*
Sekian lah guyss, cerita gue di episode "Ruqiyah" ini. Barangkali ada yang mau coba pengobatan ala Nabi, bisa dicoba sendiri di rumah, atau datengin tempat-tempat Ruqiyah yang udah terpercaya syariatnya. Terus gue pesenin ke lo, lo, dan lo. Jimat itu dibuat sama manusia yang udah berhasil dibodoh-bodohi sama jin. Ingatlah wahai manusia sekalian!!! Bangsa jin gak akan berhenti menggoda manusia sampai manusia sama hinanya dengan mereka. Nauzubillah min zalik. Gue berharap sih, bangsa jin yang baca tulisan gue ini gak marah. Gue gak butuh lo marah, lo benci. Yang gue butuh lo tobat, Jin. Jangan melulu jadi bangsa yang hina dengan menghasut ke api neraka. Jauh-jauh laahhh...
Dan berkat pengalaman gue Ruqiyah hari itu, temen-temen kampus gue dan keluarga gue jadi pengen ikut di Ruqiyah..
Wassalam.....
-Eswe, 23th-
Gang Menyan
"Dimuntahin aja Pak, jangan ditahan. Sambil diusap-usap mana yang sakit atau berasa gak enak. Arahin ke mulut, biar dimuntahin sekalian," kata Ustad Sahal. "Coba sambil ditepuk-tepuk belakang lehernya juga. Sambil dalem hatinya bilang. Ayok jin, keluar. Keluar sekarang. Ayok hei kamu jin, keluar sekarang. Bertobatlah kepada Allah, ayok semua keluar. Hoohhhh.... hoohhh... hoohhh..."
Seketika para pasien muntah berjamaah. Dan gue???? cuma clingak-clinguk sama apa yang terjadi dengan mereka. Begitu pun Nunuy.
"Yang ketiga, kita coba cara meRuqiyah orang lain ya Pak Bu. Kita sepasang-sepasang. Berdua-berdua sama sebelahnya. Bacain ayat-ayat yang tadi kita baca, sambil usap seluruh badan kawannya."
Gue berpasangan tentunya sama Nunuy. Namanya lulusan SEBI, bacaannya fasih kayak Ustadzah gitu. "Nuy, sekalian pijetin enak nih Nuy," kata gue sambil senyum-senyum. Eh, beneran gue dipijetin Nunuy. Enak sih. Tapi disini kan peran gue sebagai yang nganterin. Masa minta pijet sama yang dianterin. Hhahahahakkk... Menang banyaaaakkkk... Karna gue anaknya gak enakan, jadi gue udahan aja minta pijetnya. Kembali dengan metode usap-usap. Nunuy pun membaca Surah-surah itu sambil mengusap-usap badan gue, terutama punggung. Jiiiiiirrrrr..... maaammaaakkeeee..... Dia adalah bocah yang dengan leluasanya semena-mena ngeraba-raba badan gue. Eeeiiittsss... Bukan raba-raba yang "he'em". Raba-raba biasa kok. Tapi karna gue anaknya paling gak bisa dipegang-pegang apalagi mesti dalam beberapa menit sampe semua surah selesai dibaca, jadi gue anggap ini adalah pegang-pegang yang udah overlimit banget... Hiisshhh.... -___-"
Kini gantian gue yang mesti meRuqiyah Nunuy. Itu artinya gue harus balik ngusap-usap dia. Ya Allah, tolong Baim Ya Allah... Gue pun risih megang-megang orang. Maka dari itu, bacaan surah gue percepat ahahahhaaaakkkk........ XD
"Biasanya, jin dalam tubuh kita itu ada 3 jenisnya. Pertama, yang emang nempel karna perbuatan kita sendiri. Hati-hati nih Pak Bu. Siapa yang kalo, maap, buka pakaian gak Bismillah. Siapa yang kalo masuk kamar mandi gak Bismillah. Siapa yang buang air panas gak Bismillah. Pokoknya semua yang kita lakukan tanpa Bismillah. Itu, biasanya jin demen Pak Bu sama yang begitu. Kalo Bapak Ibu telanjang tanpa diawali Bismillah. Jin liat itu aurat kita. Nah, kalo udah berkali-kali liat, apa gak demen Pak Bu.
Trus, ada lagi nih cerita. Anak kecil umur 5 tahun lempar remot. Lempar remot Pak Bu. Namanya anak kecil ngerti apa sih. Lempar asal lempar aja. Tapi jinnya marah. Pas jin nya ditanya, dia marah karna anak itu ngelempar remot trus kena kaki dia ampe patah Pak Bu. Bisa gitu yaa... Makanya, pentingnya awali semua dengan Bismillah," gue mendengarkan ceramah dengan seksama.
"Yang kedua, jin turunan atau Jin Nasab. Eh, nih disini ada gak nih yang bapaknya, ibunya, atau kakeknya gitu yang sakti. Yang punya jimat-jimatan. Kebal gitu, banyak pegangannya. Ada gak Pak Bu? Nah, itu bisa jadi jin turunan dari leluhur kita. Yang punya jin mah udah meninggal. Jinnya nurun terus ke anak cucu. Jangan ya Bu, nauzubillah min zalik...Selain syirik, itu banyak mudharatnya Pak Bu..." lanjut Ustadz.
"Coba yuk, kakinya pada selonjor semua. Kita baca Al Fatihah bareng-bareng," ajak ustad dan diikuti oleh semua peserta. Selesai membaca kita disuruh ngeliat kaki kita dan membandingkan mana yang lebih gede. Sumpah, kaki gue dua-duanya kecil. Iyalahh, kan gue pendek.
"Yang lebih gede sebelah kanan mana tunjuk tangan," beberapa ibu tunjuk tangan. "Yang lebih gede sebelah kiri?" sepertinya di teras ikhwan ada yang tunjuk tangan.
"Kalo sebelah kanan biasanya turunan dari bapak, kakek, trus keatas. Siapa yang sakti Bu? Bapaknya apa kakeknya ada yang sakti?" tanya Ustadz ke Ibu yang tadi tunjuk tangan.
"Ada bapak saya ustad," jawab Ibu itu.
"Sakti apa Bu kalo boleh tau?"
"Bisa ngilang bapak saya," jawab Ibu itu lagi sedikit senyum bangga karna bapaknya hebat setara Bang Pitung.
"Nah, kalo yang lebih gede kiri biasanya itu jin turunan dari Ibu, Nenek, sampe keatas keatas terus gitu Pak. Jangan ya Pak Bu. Jangan mau diwarisin jin sama leluhur kita. Makanya itu disuruh pergi itu jin dengan Ruqiyah," Ustadz masih menjelaskan panjang lebar dan gue masih mengamati kaki gue yang.... ah sudahlah.....
"Terus yang ketiga, adalah jin 'ain. Nih, hati-hati terutama buat para ibu-ibu. Sering kan bu, kita kalo ngeliat anak kecil apalagi anak kecilnya itu cakep. Pasti kita langsung bilang 'iiihhh... dedeknya lucu banget... iihh.. cakep ya..' dan lain-lainnya. Hati-hati bu, anak itu ada yang bisa langsung sakit, langsung panas gitu pas dipuji-puji begitu. Nah, kalo yang langsung sakit tuh anak kena 'ain namanya. Hati-hati nih buat para ibu, bapak juga. Jangan memuji-muji orang berlebih-lebihan."
Pantes aja gue orangnya suka risih kalo dipuji. Soalnya kalo gue dipuji kan gue jadi geer, padahal mah tuh orang juga cuma muji basa-basi. Fake ahh....
Sesi terakhir adalah pengumpulan benda-benda klenik seperti jimat atau mustika. Dan herannya, diantara pasien Ruqiyah ada aja yang beneran bawa tuh jimat. Ibu-ibu sebelah kanan gue yang tadi muntah-muntah hebat, tiba-tiba ngasih jimatnya ke ustadz buat dimusnahin. Katanya itu jimat buat pegangan biar gak dipelet orang. Alkisah, ibu itu dulu ada yang suka sama dia dengan cara hampir di pelet. Jadi ibu itu pegang tuh jimat supaya ilmu peletnya mental gak ngenain dia. Bujuuuggg... pikir gue... Primadona bener nih ibu. Sampe jimat anti pelet loh yang dipegang. Padahal rata-rata cewek malah biasanya yang melet. *pada ngeliatin gue* Ehh.. ehh... bukan gue juga maksudnya.... Sampe gue liatin tuh ibu sambil mencari tahu, apa kira-kira latar belakang orang mau pelet ibu satu ini.. hhmmm...
Di teras ikhwan ada yang menyerahkan minyak pelet dikemas dalam botol kecil. Damn... -__-" sebenernya gue idup di dunia apa siiikkkkk....... Walaupun gue gak bisa liat tampang ikhwannya yang punya tuh minyak pelet, tapi dalem pikiran gue udah nebak. Pasti si bapak jelek, makanya minder, makanya pake minyak pelet. Tertera di sekeliling botol tertulis cara pemakaiannnya. Heettt... kenapa gak sekalian cantumin expired date sama logo halal Pak. Bukannya sekarang kita mesti konsumsi yang halal-halal aja. Itu restoran yang belom punya cap halal aja dilarang sama MUI buat dikonsumsi umat muslim. Nah Bapak, apa apaan pake minyak pelet gak ada logo halal... Heeettt... sabet jugak nih... Gue aja jelek gak sampe gitu-gitu amat dahh Pakk...
Ada satu jimat lagi yang gue apa banget sama benda ini. Yaak... Kertas doa. Biasanya diselipin dompet. Katanya biar rejekinya aluss trus dijaga dari bahaya. Nah, sekarang gue tanya. Yang bahaya siapa? Elu sendiri kan?? Udah bahaya jiwa lu. Benda kayak gitu bisa bikin dompet lu tebel gituh????!!! Hell to the oowwww... Helloooowwwww!!!! Kalo emang begitu cara kerjanya, udah dari lama negara kita sejahtera Bung!! Utang negara kita yang trilyunan itu udah kelar gak ada sisa. Orang-orang gak ada yang kredit bank. Anak kosan gak ada lagi yang sengsara di tanggal tua. Bahkan gak ada lagi orang-orang yang buka usaha, karna hanya tinggal membeli kertas doa, masalah ekonomi di dunia kelaaarrr!!!! Trus kertas doa lu percaya bakal jagain lu. Padahal gue yakin 1000% lu gak pernah baca tulisan di kertas itu kan. Bahkan gak bisa!!! Miris... Yang jaga kita itu Allah semata Yang Maha Menjaga. Teruusss, dengan lo pegang tuh kertas doa, lo bakalan kebal gitu dari mahabarata... eehh... marabahaya???!!! Nih, gue tantangin lo yak, tabrakin diri lo ke kereta commuterline Jakarta-Bogor. Kalo lo idup tanpa cacat sedikitpun, gue beli tuh kertas doa sepuluh!!! Yang ada ada aja sihh manusia... hheeeettttt.... *kenapa juga gue sewot??*
Sekian lah guyss, cerita gue di episode "Ruqiyah" ini. Barangkali ada yang mau coba pengobatan ala Nabi, bisa dicoba sendiri di rumah, atau datengin tempat-tempat Ruqiyah yang udah terpercaya syariatnya. Terus gue pesenin ke lo, lo, dan lo. Jimat itu dibuat sama manusia yang udah berhasil dibodoh-bodohi sama jin. Ingatlah wahai manusia sekalian!!! Bangsa jin gak akan berhenti menggoda manusia sampai manusia sama hinanya dengan mereka. Nauzubillah min zalik. Gue berharap sih, bangsa jin yang baca tulisan gue ini gak marah. Gue gak butuh lo marah, lo benci. Yang gue butuh lo tobat, Jin. Jangan melulu jadi bangsa yang hina dengan menghasut ke api neraka. Jauh-jauh laahhh...
Abis selese solat Zuhur |
Wassalam.....
-Eswe, 23th-
Gang Menyan